User Persona dalam Pengembangan Aplikasi, Penting?

Muhammad Ihsan Azizi
6 min readMar 22, 2021

--

“Every great design begins with an even better story” — Lorinda Mamo

persona illustration
Source: https://www.pngdownload.id

Persona, merupakan suatu istilah yang mungkin tidak asing bagi sebagian orang, dimana seringkali diartikan sebagai peran sosial atau karakter seseorang. Lantas apa hubungannya dengan pengembangan suatu aplikasi dan produk digital lainnya?

Yuk, mari kita bahas!

Proses pengembangan aplikasi terdiri dari beberapa tahap, salah satunya adalah tahap desain. Dalam tahap tersebut para desainer dituntut untuk dapat menguasai dua aspek penting dalam desain aplikasi, yaitu UI/UX. Kedua aspek tersebut saling mempengaruhi dan melengkapi satu sama lain.

Sebagai contoh, ketika suatu aplikasi memiliki tampilan visual yang sangat menarik dan modern, namun sulit dioperasikan oleh beberapa kalangan pengguna seperti para orang tua. Tentu hal tersebut memberikan pengalaman yang tidak menyenangkan bagi pengguna dan dapat mengurangi kualitas dari aplikasi itu sendiri.

Oleh karenanya, sangat penting bagi desainer agar terlebih dahulu memahami kebutuhan target pengguna dari desain aplikasi yang akan dikembangkan. Persona merupakan salah satu tool berharga yang dapat kita gunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Lalu, apa itu persona?

Source: https://blogs.oregonstate.edu/

Istilah Persona pertama kali diperkenalkan oleh Alan Cooper pada dekade 1980an yang menggunakan persona dalam perancangan interaksi secara praktis untuk menghasilkan produk high-tech.

Persona atau lebih dikenal dengan user persona merupakan dokumentasi yang berisi representasi fiksi namun realistis dari target pengguna suatu aplikasi. Representasi yang terkandung mencakup karakteristik, tujuan, kebutuhan, pain points, ketertarikan, dan kondisi lingkungan suatu tokoh. Setiap persona akan mewakili setiap kelompok/audiens pengguna di dunia nyata.

Membangun user persona dilakukan saat proses desain aplikasi. Para desainer akan memulai proses desain dengan melakukan user research, membangun empati dengan target pengguna, dan mengidentifikasi dengan tepat apa yang mereka butuhkan dari aplikasi yang dirancang. Hasil riset dikumpulkan dan dituangkan dalam user persona, dimana selanjutnya akan dijadikan sebagai acuan untuk merumuskan solusi desain sesuai data faktual yang ada. Maka perlu diingat bahwa user persona disusun berdasarkan analisis dan kategorisasi data pengguna secara teliti (bukan dikira-kira).

Beberapa komponen pada user persona sebenarnya sangat bervariasi, namun terdapat sejumlah komponen penting yang diharuskan ada, diantaranya:

  • Data diri pengguna: Data diri mencakup nama, umur, jenis kelamin, domisili, foto, dan jenis pekerjaan (bersifat fiksi).
  • Deskripsi singkat: Deskripsi singkat mengenai pengguna, dengan catatan masih berhubungan dengan latar belakang aplikasi.
  • Motivasi: Motivasi pengguna dalam menggunakan aplikasi dan alasan pengguna membutuhkan layanan yang tersedia pada aplikasi.
  • Tujuan: Sejumlah tujuan dan harapan yang ingin dicapai pengguna dengan menggunakan aplikasi.
  • Pain points: Berbagai kesulitan yang dirasakan pengguna dari kebutuhannya yang berkaitan dengan aplikasi. Pain points merupakan hal paling krusial dari sebuah persona, terbangunnya aplikasi nanti akan mengacu pada pain points dari persona itu sendiri.

Seberapa penting user persona?

Tujuan utama sebuah aplikasi adalah memecahkan masalah yang sebenarnya dari pengguna, sehingga pengembang harus menuliskan problem statement dengan jelas. Untuk menuliskan problem statement dengan jelas, pengembang harus terlebih dahulu memahami target pengguna dan kebutuhan mereka. Maka persona dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Siapa pengguna ideal saya?
  • Bagaimana pola perilaku yang saat ini ditunjukkan oleh pengguna saya?
  • Apa kebutuhan dan tujuan pengguna saya?
  • Masalah apa yang saat ini mereka hadapi dalam konteks tertentu?

User persona menjadi penting ketika merancang sebuah aplikasi yang berorientasi pada pengguna. Hal itu dikarenakan pemikiran target pengguna belum tentu sama dengan pemikiran perancang aplikasi. Sehingga dibutuhkan suatu penggambaran akurat mengenai segmen pengguna untuk dijadikan referensi. Dengan harapan, setiap fitur yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik dan bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan dari pengguna.

Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan membuat user persona untuk beberapa role dari pengembang aplikasi, diantaranya:

  • Project Leader: Mengevaluasi ide fitur baru pada sebuah desain web Info.
  • Architect: Acuan dalam mendesain wireframe, interface behavior, dan labeling
  • UI Designer: Acuan dalam mendesain ‘look and feel’ tampilan System
  • Engineer: Menentukan pendekatan yang tepat sesuai user behavior Copy
  • Writer: Menulis konten yang tepat untuk orang yang tepat

Seperti apa contohnya?

Contoh user persona secara umum

Contoh user persona

User persona dalam proyek PPL 2021

Penulis akan memberikan contoh implementasi persona yang kami susun untuk proyek pengembangan aplikasi berbasis website. Aplikasi yang kami kembangkan merupakan suatu platform crowdfunding yang bergerak dalam industri mainan. Lebih tepatnya, aplikasi kami menyediakan pelayanan pengadaan mainan arkade menggunakan sistem crowdfunding. Dimana Toko yang sudah menjadi mitra dapat mengajukan pengadaan mainan, sedangkan pengguna yang tertarik dapat melakukan join modal untuk mengadakan mainan.

Kami mengambil dua role utama untuk sebagai representasi dari pengguna aplikasi kami, yaitu pemilik toko dan investor, maka persona yang kami buat juga berdasarkan kedua role tersebut.

Role: Pemilik toko
Role: Investor

Dapat dilihat dari kedua gambar diatas, persona yang kami buat terdiri dari beberapa komponen, termasuk lima komponen penting yang sudah penulis jelaskan sebelumnya.

Mari kita bahas salah satunya!

Role pemilik toko diwakili oleh seorang ibu rumah tangga pemilik toko pakaian. Berikut adalah penjabaran untuk setiap komponen:

  • Data diri pengguna: “Seorang perempuan bernama Marissa Parker, berumur 35 tahun,berdomisili di Jakarta, dan berprofesi sebagai pengusaha.” Perlu diingat bahwa data diri tersebut bersifat fiksi namun realistis.
  • Deskripsi singkat: “Marissa memiliki keinginan untuk memanfaatkan lahan kosong dengan menaruh semacam mainan ‘koin’ di depan tokonya, dengan harapan sebagai upaya intensifikasi yang menghasilkan income tambahan dan daya tarik baru khususnya bagi anak-anak untuk mengunjungi tokonya, namun ia merasa keberatan jika harus mengeluarkan banyak modal.” Deskripsi tersebut disesuaikan dengan latar belakang aplikasi yaitu sebagai penyedia mainan arkade.
  • Motivasi/kebutuhan: “Membutuhkan platform yang memberikan pelayanan penyewaan mainan ‘koin’ secara online, tanpa harus mengeluarkan banyak modal.” Motivasi tersebut sesuai dengan layanan yang di-provide aplikasi yaitu penyedia mainan arkade menggunakan sistem crowdfunding, dengan begitu pengguna tidak perlu mengeluarkan banyak modal.
  • Tujuan: “Memanfaatkan lahan kosong, mendapat income tambahan tanpa mengeluarkan banyak modal, dan mencari daya tarik baru untuk meningkatkan jumlah kunjungan customer.” Beberapa poin tersebut merupakan tujuan pengguna dalam menggunakan aplikasi. Beberapa poin tersebut juga dapat dikatakan sebagai penjabaran yang diadaptasi dari deskripsi dan motivasi pengguna.
  • Pain points:Kesulitan memanfaatkan lahan kosong untuk dijadikan lahan bisnis, memliki modal terbatas, dan tidak dapat meninggalkan toko yang dimiliki untuk mencai income tambahan.” Kebalikan dari tujuan, beberapa poin tersebut merupakan hal-hal yang membuat pengguna frustasi terkait kebutuhan yang berhubungan dengan aplikasi. Dimana aplikasi harus dapat membantu untuk menemukan solusi terhadap beberapa permasalahan tersebut.
  • Tasks: “Daftar sebagai pemilik toko, mendaftarkan toko sebagai mitra, melakukan topup saldo, dan melihat dashboard hasil penjualan.” Diluar lima komponen penting sebelumnya, pada persona kami juga terdapat komponen tasks, yaitu beberapa task yang dapat dilakukan oleh Marissa sebagai pemilik toko pada aplikasi kami.

Kesimpulannya?

Apakah user persona penting? Kembali kepada pemikiran dan kebutuhan masing-masing pengembang dalam merancang sebuah aplikasi. Singkatnya, user persona sangat penting jika kita ingin merancang sesuatu yang bermanfaat, diinginkan, dan berharga bagi target audiens kita.

Sekian sedikit penjelasan yang dapat penulis sampaikan mengenai user persona, semoga bermanfaat!

Referensi

https://socs.binus.ac.id/2016/12/28/pengenalan-tentang-persona/

--

--

No responses yet